Ini Penyebab Gunung Agung tak Juga Meletus

banner 468x60

KARANGASEM – MANGUPURANEWS.com – Sudah 10 hari status Gunung Agung dinyatakan level IV alias awas. Namun, gunung tertinggi di Bali itu tak juga menunjukkan tanda-tanda segera meletus. Merujuk pada pengalaman kegunungapian, biasanya gunung meletus beberapa jam setelah statusnya dinyatakan awas.

Kabid Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geolog (PVMBG) Kementerian ESDM I Gede Suantika menjelaskan, Gunung Agung memiliki karakter yang berbeda dengan gunung api lainnya. Selama lebih dari setengah abad Gunung Agung tertidur, sehingga pipa aliran magma mengalami pembekuan.

Bacaan Lainnya

“Sedangkan, magma aktif yang berada di dapur magma kesulitan menyemburkan lava keluar dari perut gunung,” kata Suantika ketika berbincang dengan Metrotvnews.com di Desa Rendang, Karangasem, Bali, Senin 2 Oktober 2017.

Menurut Suantika, Gunung Agung memeiliki kawah yang tertutup. Berbeda dengan Gunung Kelud yang kawahnya terbuka. Tidak heran, jika Gunung Kelud meletus setiap tujuh tahun.

“Artinya, pipa magma Gunung Agung yang terbentuk pada 1963, saat ini sudah membeku luar biasa. Agar magma bisa menerobos keluar, perlu dipanaskan lagi. Ini membutuhkan banyak tenaga,” jelas Suantika.

Diakui Suantikan, aktivitas Gunung Agung saat ini cenderung menurun dibanding pada saat status siaga dan waspada. Penurunan aktivitas gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut ini kemungkinan karena sedang menyiapkan tenaga untuk membobol pipa aliran magma yang telah membeku puluhan tahun.

“Bisa jadi ini titik kritis, ditambah lagi tenaganya sedikit langsung jebol. Atau bisa juga tenaganya justru habis dan membeku lagi,” tandasnya.

Sejarah aktivitas Gunung Agung memang tidak terlalu banyak diketahui. Catatan sejarah mengenai letusan gunung ini mulai muncul pada 1808. Ketika itu, letusan disertai dengan uap dan abu vulkanik terjadi.

Aktivitas Gunung Agung berlanjut pada 1821, namun tidak ada catatan mengenai hal tersebut. Pada 1843, Gunung Agung kembali meletus dengan didahului dengan sejumlah gempa bumi. Letusan ini menghasilkan abu vulkanik, pasir, dan batu apung.

Setelah tidur panjang selama 120 tahun tersebut, Gunung Agung meletus lagi pada 1963 dan menghasilkan akibat yang sangat merusak. Saat itu, 1.148 orang meninggal dan 296 lainnya mengalami luka-luka.

Sumber : Metro Tv

 

Artikel Asli >>>

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.