Masyarakat di Buleleng Dihimbau Tidak Resah, Transmisi Lokal Hanya Terjadi Di Rumah Sakit

Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng saat memberikan keterangan pers melalui teleconference dari ruang rapat Kantor Bupati Buleleng, Senin (6/4).
banner 468x60

BULELENG, MANGUPURANEWS – Transmisi lokal yang terjadi di Buleleng hanya di wilayah Rumah Sakit, Bukan terjadi di antara masyarakat sehingga masyarakat Buleleng tidak perlu resah mengenai adanya transmisi lokal tersebut.

Penjelasan tersebut terungkap saat Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng saat memberikan keterangan pers melalui teleconference dari ruang rapat Kantor Bupati Buleleng, Senin (6/4).

Bacaan Lainnya

Agus Suradnyana membenarkan bahwa Buleleng dimasukkan ke dalam wilayah baru transmisi lokal di Indonesia oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Namun, transmisi lokal tersebut hanya terjadi di lingkungan Rumah Sakit (RS). Artinya, dari pasien positif Covid-19 memberikan efek pandemi Covid-19 kepada tenaga medias yang merawat. “Jadi tidak meluas di lingkungan masyarakat. Masyarakat tidak perlu khawatir dan heboh terhadap status tersebut. Tidak dari lingkungan masyarakat tapi dari bidan dan perawat yang mempunyai kontak dengan pasien positif 03,” terangnya.

Terkait hal tersebut, berbagai upaya terus dilakukan Pemkab Buleleng. Upaya itu sesuai dengan arahan dari pemerintah pusat. Mulai hari ini, seluruhnya diupayakan memakai masker. Selain itu, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tetap digencarkan. Penyemprotan desinfektan pun terus dilakukan secara rutin. Tentunya, seluruh upaya ini untuk memutus mata rantai pandemi Covid-19. “Hari ini juga telah disepakati oleh Bagian Keuangan saya dengan arahan Pak Sekda bahwa untuk pengadaan jumlah masker dalam skala besar terus diupayakan dan ibu-ibu didorong untuk membuat masker kain sesuai dengan arahan pemerintah pusat,” ucap Agus Suradnyana.

Perkembangan penanganan Covid-19 sampai dengan pukul 13.30 WITA menunjukkan bahwa pasien positif di Buleleng masih tersisa satu orang dan tiga lainnya sudah sembuh. Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 79 orang dengan rincian ODP yang sudah tidak bergejala dan sudah selesai masa pantau sejumlah 56 orang. ODP yang saat ini masih bergejala sejumlah tiga orang dimana terdapat pengurangan dua orang dan penambahan dua orang dengan rincian satu orang ODP masih tetap diisolasi di SPN Singaraja di bawah pengawasan dokter klinik SPN Singaraja yang memiliki riwayat kontak erat kasus konfirmasi di Setukpa Sukabumi, pengurangan dua orang karena sudah tidak ada gejala dan dimasukkan ke status ODP yang tidak bergejala, serta penambahan dua ODP berasal dari satu orang yang datang dari daerah transmisi lokal di Indonesia dirawat di RS Pratama Giri Emas dengan gejala demam namun hasil rapid test negatif dan satu orang merupakan pelaku perjalanan luar negeri dirawat di RS Bali Med dengan gejala demam, hasil rapid test negatif.

Orang Tanpa Gejala (OTG) secara kumulatif berjumlah 160 orang. Ini berarti ada penambahan lagi dua orang yang terdiri dari satu orang merupakan kontak erat kasus kematian dicurigai Covid-19 di RS Pratama Tangguwisia dan satu orang berasal dari orang yang datang dari daerah transmisi lokal di Indonesia.

Pemantauan juga terus dilakukan terhadap pelaku perjalanan wilayah terjangkit dan wilayah transmisi loka (tanpa gejala). Jumlah kumulatif saat ini sebanyak 1.207 orang. 423 orang diantara telah berakhir masa pantau 14 hari. Sisa yang masih dipantau oleh Puskesmas berjumlah 784 orang dengan rincian pekerja kapal pesiar sebanyak 345 orang, TKI lainnya 49 orang, WNA sembilan orang, pulang dari luar negeri dan lain-lain sejumlah tujuh orang dan orang yang datang dari daerah transmisi lokal di Indonesia sebanyak 374 orang. (MN/dra-HBl)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

1 Komentar

  1. Pak PHDi, tolong fikirkan rakyat yg tidak mampu sebelum ambil keputusan,, setidaknya sebelum mlakukan neyepi ato lockdoun persiap kan dulu untuk rakyat yg kurang mapu agar tidk kelparan agr jangan nantinya takut mati kna penyakit rakyat mati klaparan,, yg kaya ambil dulu uang nya untuk menyiapkan makan yg kurang mampu setelah itu terpenuhi baru nyepi,, sblum nanti masyarakat berdoa agar penyakit itu menyerang anda anda yg mampu dan hanya menjalankan perintah tanpa memikirkan nasib rakyat, ini bukan dikawasan perkotaan saja lo ini dampaknya akn smpae keplosok desa lo,,, tolong pikirkan kembali asl jangan koar koar saja,,